Mil Mi-24 (Foto; aviastar.org) |
Belajar dari ampuhnya duet Huey dan Cobra dalam perang Vietnam membuat Soviet perlu untuk mengembangkan sebuah helikopter yang mempunyai kemampuan angkut dan tempur sekaligus. Adalah Mikhail Leont’vevich perancang heli tempur yang kemudian membangun desain helikopter serang dengan kemampuan angkut pasukan seperti keinginan AB Soviet.
Pada tahun 1966, rancangan Mikhail yang merupakan purwarupa dengan kode V-24 sudah terwujud. Ketika di uji coba dari segi kemampuan daya angkut, V-24 mampu membawa delapan personel bersenjata lengkap dan dapat di jejali dengan enam rudal/roket serta dua senapan kanon Gsh-23 L kaliber 23 mm.
Pada awalnya sejumlah petinggi Angkatan Darat Soviet menolak mentah-mentah rancangan V-24 karena mereka menganggap persenjataan yang dimiliki pasukan darat seperti Tank masih dianggap lebih efektif untuk menghantam infanteri musuh daripada sebuah helikopter yang dipersenjatai.
Akan tetapi Deputi Menteri Pertahanan Soviet saat itu, Marsekal Andrev A. Greckho melihat kelebihan dan keefektifan V-24 jika nanti masuk dinas operasional. Singkat kata karena dukungan dari sang marsekal lah akhirnya V-24 bisa masuk lini produksi.
Proteksi maksimal
Sebagai heli serang sekaligus transpor pasukan, Mi-24 dioperasikan oleh dua awak dengan kaca kokpit yang di desain tahan peluru hingga mampu menahan gempuran senapan mesin kaliber 12.7mm. Sedangkan dinding kabin maupun kokpit terbuat dari bahan titanium.
Pada awal Mi-24 dioperasikan dalam medan tempur Afghanistan belum ada satupun helikopter milik NATO yang mampu mengimbanginya. Heli buatan Barat, khususnya produksi AS yang kemudian bisa disejajarkan untuk mengimbangi Mi-24 adalah Sikorsky UH-60 Black Hawk, heli angkut sekaligus serang yang dipersenjatai dengan rudal AGM-114 Hellfire dan roket Hydra 70. Menariknya, AS mempunyai beberapa helikopter ini untuk keperluan pelatihan. Hind juga dikenal dengan "The Crocodile" atau "Devil's Chariot".
Mi-35 milik US Army (Foto ; wikipedia) |
Battle Proven
Ketika diterjunkan ke medan perang untuk pertama kalinya oleh Somalia melawan Ethiopia dalam peperangan yang lebih dikenal dengan "Ogaden War"
(1977-1978), Mi-24 yang disuplai Soviet terbukti mampu menunjukkan
kehandalannya.
Sebagai pendukung militer Ethiopia saat itu, AS merasa tidak bisa berbuat banyak untuk melawan kehebatan Mi-24. Apalagi rudal Stinger buatan AS yang nantinya menjadi momok bagi Mi-24 baru bisa dioperasikan pada tahun 1980-an.
Perang Iran-Irak (1980-1988) pun tidak luput dari aksi Mi-24. Dalam perang yang berlangsung delapan tahun ini Mi-24 sering berhadap - hadapan dengan AH- Cobra yang di terbangkan oleh pilot - pilot iran.
Mi -35P TNI AD
Diketahui sejak tahun 2010 Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad) mengoperasikan Mi-35P (versi ekspor Mi-24) . Diperkirakan TNI AD / Puspenerbad memiliki 5 Mi-35P.
Dengan konfigurasi persenjataan Roket S-8 80mm, pelontar Chaff/Flare, Kanon Gsh 30-2 kal 30mm dan Rudal anti tank AT-9 Spiral 2 , helikopter ini merupakan helikopter serbu terberat milik TNI AD. (sey)
DATA TEKNIS
- Kru: 3
- Kapasitas: 8 Pasukan bersenjata lengkap atau 4 tandu
- Panjang: 17,5 m
- Diameter baling-baling: 17,3 m
- Rentang Sayap: 6,5 m
- Tinggi: 6,5 m
- Berat kosong: 8.500 kg
- Berat maksimum lepas landas: 12.000 kg
- Mesin: 2 × Isotov TV3-117 turbin 2.200 hp
- Kecepatan maksimum: 335 km/Jam
- Jarak jangkau: 450 km
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
- Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai isi konten -