Sosok kapal selam Rusia (Foto; englishrussia.com) |
Ini bukanlah ajang ‘pamer otot’ Presiden Putin. Justru,
sang presiden Rusia melakukan ini karena desakan pemulihan kerusakan yang
terjadi pada armada laut Rusia sejak era 1990-an.
Pakar independen bidang pembuatan roket Mikhail
Timoshenko menjelaskan bahwa proyek Bulava telah berlangsung selama 15 tahun.
“Padahal gagasan dibuatnya proyek ini adalah mengoptimisasi biaya dan
mempersingkat waktu pembuatan senjata berkat adanya unifikasi roket bagi Angkatan Darat dan Angkatan Laut Rusia sekaligus,” terang Timoshenko pada RBTH.
“Sudah banyak uang yang dikeluarkan, dan proyek yang tadinya ekonomis
kini menjadi terlalu mahal. Namun tidak mungkin menghentikan proyek Bulava
begitu saja, karena kapal selam tenaga nuklir kelas Borey diciptakan dan
dirancang untuk rudal tipe
tersebut,” terang Timoshenko.
Kapal selam strategis kelas Borey ditujukan untuk melanjutkan
pembaharuan armada laut Rusia. Kapal selam ini dirancang untuk mengirim 16 hulu
ledak nuklir hingga jarak delapan sampai sembilan ribu kilometer.
Sedangkan kapal selam modifikasi yang lebih canggih seperti Borey-A akan
mendapat rudal dalam jumlah yang lebih besar. Jika kapal selam kelas Borey
seperti Yuri Dolgoruki, Vladimir Monomakh dan Aleksander Nevski saat ini memiliki
16 rudal, maka proyek kapal selam Borey-A seperti Knyaz Vladimir dan Knyaz Oleg
akan mendapat 20 rudal.
Setiap unit rudal mampu membawa enam sampai sepuluh hulu ledak nuklir
hipersonik dengan berat 100-150 kiloton, yang dapat mengubah ketinggian dan
arah lintasan mereka.
Di Bawah Lapisan Es Arktik
Setelah kapal selam kelas Borey dipersenjatai roket generasi baru,
mereka akan dikirim ke zona penempatan militer masing-masing. Kapal selam Aleksander Nevski
seharusnya sudah dikirim untuk memperkuat
Armada Samudra Pasifik Rusia, namun akhirnya diputuskan untuk ditunda hingga
2015.
Bersamaan dengan Aleksander
Nevski, kapal selam Vladimir Monomakh juga akan masuk dalam kekuatan Armada
Samudra Pasifik, yang telah berhasil melalui semua uji coba yang diharuskan.
Kapal tersebut secara resmi akan diserahkan pada Angkatan Laut Rusia akhir
tahun ini.
Menurut narasumber dari
Kementerian Pertahanan Rusia, menjelang akhir musim panas-awal musim gugur 2015
nanti, Aleksander Nevski akan membawa amunisi rudal Bulava dan menjalankan
tugas militernya dengan melakukan perjalanan di bawah lapisan es Arktik, dari
pangkalan Armada Utara menuju pangkalan Armada Samudra Pasifik.
Di sana, Aleksander Nevski
akan masuk dalam divisi 25 kapal selam laut (Kamchatka) dan menjalankan
penugasan militernya. Selang beberapa waktu setelah itu, perjalanan serupa akan
dilakukan juga oleh kapal selam tenaga nuklir Vladimir Monomakh.
Hingga 2020, Angkatan Laut
Rusia akan mendapat delapan unit kapal selam rudal strategis proyek Borey dan
Borey-A.
Sesuai Kebutuhan
Proyek
pembaharuan kapal selam nuklir strategis yang sedang berjalan saat ini sangat
sesuai dengan kebutuhan angkatan bersenjata Rusia.
Pakar
kelautan independen Yuri Vedernikov menerangkan bahwa jumlah kapal selam
strategis kelas Delfin (kelas Delta IV) dan Kalmar (kelas Delta III) yang
dimiliki Rusia tinggal sedikit sekali.“Menimbang
faktor usia pemakaian kapal selam kelas Delfin dan Kalmar yang telah
berlangsung selama 25 tahun, masuknya kapal-kapal selam strategis baru ke dalam
kekuatan Angkatan Laut Rusia tentu sesuai dengan kebutuhan armada tersebut,”
kata Vedernikov pada RBTH.Pada 2012
lalu, masa tugas kapal selam Delfin dan Kalmar di Angkatan Laut Rusia
diperpanjang sampai paling tidak hingga tahun 2015 karena akan diperbaiki.
Proses Unifikasi Mahal
Proyek ini diserahkan pada Institut Teknologi Termal Moskow (ITTM) pada
akhir era 1990-an. Sebelumnya, institut tersebut pernah membuat rudal balistik darat Topol-M.
Pada saat penyerahan proyek Bulava, 75 persen pekerjaan sudah dilakukan oleh
Makeyev Rocket Design Bureau. Biro Desain Makeyev merupakan pusat pembuatan dan
pengembangan roket Angkatan Laut Uni Soviet dan Rusia. Proyek akhirnya
diserahkan pada ITTM setelah beberapa kegagalan uji coba rudal strategis laut.
“Usaha unifikasi rudal
tersebut dengan mengunakan biaya yang minim di tempat pengembangan baru
ternyata tidak berhasil,” kata Timoshenko. Ia menyayangkan harapan pembuatan
rudal gabungan untuk angkatan darat dan angkatan laut tersebut tidak memiliki
dasar yang kuat.
Bisa Gagal
Adapun kegagalan proses
peluncuran bisa jadi berhubungan dengan tidak adanya standar uji coba yang
baku. Selama beberapa tahun, usaha uji coba telah mengalami kegagalan.
Menteri Pertahanan Sergey
Shoygu memerintahkan uji coba peluncuran dilakukan tidak kurang dari lima kali,
sebelum mengizinkan kapal selam tersebut menjalankan tugas dengan menggunakan
rudal.
Perwakilan Kementerian
Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov mengumumkan keberhasilan peluncuran
rudal balistik antarbenua dengan hulu ledak nuklir Bulava di poligon militer
Kura, Kamchatka, Rusia pada Rabu (10/9) lalu.
Pada musim gugur 2014 ini,
akan dilaksanakan peluncuran rudal berikutnya dari kapal selam Aleksander
Nevski.
Sumber ; RBTH Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
- Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai isi konten -